Tambang
minyak
Sumber: Wikimedia Commons
Sumber: Wikimedia Commons
Saat ini sumber energi yang paling
banyak digunakan di dunia adalah energi fosil yang berupa bahan bakar minyak.
Indonesia sendiri saat ini masih sangat tergantung pada energi fosil. Hampir
95% dari kebutuhan energi Indonesia masih disuplai oleh energi fosil. Sekitar
50% dari energi fosil tersebut adalah minyak bumi dan sisanya adalah gas dan
batubara.
Energi fosil adalah energi yang tak
terbarukan dan akan habis pada beberapa tahun yang akan datang. Diprediksi
tidak lebih dari 50 tahun lagi energi fosil di dunia akan habis. Selain karena
akan habis, energi fosil juga berdampak negatif terhadap lingkungan. Emisi gas
rumah kaca dari pembakaran energi fosil berdampak pada pemanasan global yang
menyebabkan perubahan iklim. Karena itulah energi pengganti fosil sangat
diperlukan untuk kebutuhan energi di masa yang akan datang.
Energi alternatif merupakan solusi
dari permasalahan-permasalahan di atas. Beberapa energi alternatif telah
dikembangkan seperti panas bumi, biomassa, sinar matahari, nuklir, dan
sebagainya. Kebanyakan energi alternatif yang dikembangkan merupakan energi
terbarukan. Namun ada pula yang tidak terbarukan, salah satunya nuklir. Namun nuklir
dapat menjadi energi alternatif karena lebih ramah lingkungan dan sangat hemat
sehingga ketersediaannya di alam dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Berikut inilah 7 sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil;
1. Panas Bumi
Panas bumi merupakan energi yang
alami dan terdapat di dalam bumi hasil dari interaksi antara panas batuan dan
air. Energi ini merupakan energi terbarukan. Menurut UU No. 27/2003; Panas
bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan
batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya
tidak dapat dipisahkan dalam satu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannya
diperlukan proses penambangan.
Sistem panas bumi terdiri dari Heat Sources,
Reservoir dan Clay Cap, dan adanya Hydrology System. Seperti
inilah sistem panas bumi:
Sistem Panas
Bumi (klik
gambar untuk memperbesar)
Sumber: Dirjen EBTKE Kementerian ESDM
Sumber: Dirjen EBTKE Kementerian ESDM
Indonesia memiliki potensi panas
bumi yang sangat besar yaitu mencapai 29.215 MW atau sekitar 40% dari cadangan
panas bumi di seluruh dunia. Saat ini potensi tersebut baru digunakan sekitar
1.281 MW (Data Badan Geologi bulan Desember 2011). Dengan potensi sebesar itu,
Indonesia diprediksi oleh Al Gore, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, mampu
menjadi negara super power pengguna energi panas bumi. Al Gore mengatakan hal
itu saat membuka KTT Asia-Pasific The Climate Project di Jakarta pada tahun
2011.
Lapangan
Panas Bumi Wayang Windu
Sumber: Pertamina
Sumber: Pertamina
Saat ini kapasitas terpasang di
Indonesia terdiri dari: Lapangan Sibayak 12 MW, Gunung Salak 377 MW, Wayang
Windu 227 MW, Kamojang 200 MW, Darajat 270 MW, Dieng 60 MW, Lahendong 80 MW,
dan Ulubelu 55 MW.
Referensi:
Modul Seminar “Transfer Knowledge – Geothermal Goes To Campus” di ITS Surabaya
22 Oktober 2012
2. Nuklir
Tenaga nuklir merupakan suatu
penggunaan yang terkendali dari reaksi nuklir untuk menghasilkan energi panas
yang kemudian digunakan untuk pembangkit listrik. Menurut UU No.10/1997; Tenaga
Nuklir adalah tenaga dalam bentuk apa pun yang dibebaskan dalam proses
transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion.
Radiasi pengion merupakan gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang
karena energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya.
Reaktor
nuklir
Sumber: Wikimedia Commons
Sumber: Wikimedia Commons
Tenaga nuklir sangat ramah
lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran. Namun radiasi yang ditimbulkan
oleh energi ini membuat pemerintah sangat sulit mengembangkannya di Indonesia.
Masyarakat menganggap nuklir sebagai suatu hal yang sangat menakutkan terlebih
setelah terjadinya bencana nuklir di berbagai negara di dunia. Sebenarnya
Indonesia sangatlah kaya akan bahan baku nuklir yaitu, uranium dan plutonium.
Namun kekayaan sumber daya mineral tersebut belum dimanfaatkan dengan maksimal.
Penentangan dalam pengembangan nuklir bukan hanya di Indonesia, akan tetapi
juga di dunia internasional. Para penentang menganggap bahwa tenaga
nuklir menimbulkan ancaman bagi banyak orang dan lingkungan. Sementara para
pendukung menganggap bahwa tenaga nuklir adalah sumber energi yang
berkelanjutan dan dapat mengurangi emisi karbon.
Pembangkit listrik tenaga nuklir
menyediakan 13% listrik di seluruh dunia. Menurut Badan Tenaga Atom
Internasional (IAEA) pada bulan Januari 2013 terdapat sekitar 390 reaktor nuklir
di seluruh dunia yang beroperasi di 31 negara. Beberapa kecelakaan reaktor yang
terjadi adalah bencana Chernobyl (1986), Fukushima Daiichi (2011), Pulau Three
Mile (1979), dan beberapa kecelakaan kapal selam bertenaga nuklir. Hal ini
membuat para ilmuwan terus memperbaiki keselamatan nuklir dan fusi nuklir
diyakini paling aman dan dapat digunakan di masa yang akan datang.
3. Biomassa
Biomassa adalah suatu bahan yang
diperoleh dari makhluk hidup baik masih hidup atau baru mati yang dapat
dimanfaatkan sebagai energi dalam jumlah yang besar. Pada umumnya biomassa
berasal dari tanaman namun juga terdapat biomassa dari hewan. Biomassa dapat
merujuk pada limbah pertanian atau peternakan seperti jerami, serbuk gergaji,
kotoran hewan, sampah dapur, dan sebagainya. Biomassa merupakan sumber energi
dengan jumlah CO2 nol sehingga tidak menyebabkan emisi gas rumah
kaca.
Kelapa sawit
merupakan salah satu bahan baku biomassa
Sumber: Wikimedia Commons
Sumber: Wikimedia Commons
Akhir-akhir ini penggunaan biomassa
sebagai energi alternatif berkembang sangat pesat. Beberapa tumbuhan ditanam untuk
memenuhi bahan baku biomassa. Jarak, kelapa sawit, dan kedelai merupakan
tanaman yang digunakan untuk membuat biomassa utamanya pembuatan biodiesel.
Sementara itu tanaman lain seperti sorgum, ubi kayu, dan jagung digunakan untuk
pembuatan bioethanol.
Referensi: Asian Biomass Handbook
4. Sinar Matahari
Sinar matahari sangat mudah
ditemukan di permukaan bumi sehingga energi matahari merupakan suatu hal yang
sangat menjanjikan. Energi matahari (energi surya) sangat ramah lingkungan dan
merupakan energi yang terbarukan sehingga energi ini dapat digunakan sebagai
alternatif dari bahan bakar fosil. Namun, dengan biaya pembangkitan dari tenaga
surya yang membutuhkan biaya lebih mahal dari biaya untuk pembangkitan tenaga
fosil membuat pembangkitan dari tenaga surya ini kurang diminati. Perangkat
untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik, yang disebut dengan
fotovoltaik, masih didatangkan dari luar negeri sehingga membutuhkan biaya yang
mahal.
Indonesia telah memanfaatkan energi surya di beberapa
provinsi di Indonesia terutama wilayah terpencil yang sulit dijangkau jaringan
PLN. Pada tahun 2002, total kapasitas PLTS di seluruh wilayah Indonesia hampir
mencapai 3 MWp. Pembangkit Tenaga Surya ini dipasang di
wilayah-wilayah terpencil khususnya kawasan timur Indonesia. Namun sebagian
PLTS yang terpasang telah rusak dan belum diperbaiki karena terkendali masalah
ekonomi karena tingginya biaya perawatan.
Lapangan
Pembangkitan Listrik Tenaga Surya
Sumber: Wikimedia Commons
Sumber: Wikimedia Commons
Indonesia merupakan negara yang
terletak di khatulistiwa, sehingga Indonesia memiliki sumber energi surya yang
sangat berlimpah. Intensitas radiasi matahari di seluruh wilayah Indonesia
rata-rata 4,8 kWh/m2 per hari. Dengan berlimpahnya sumber energi
surya ini seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik di Indonesia.
Referensi:
Jurnal “Analisis Potensi Pembangkit
Listrik Tenaga Surya di Indonesia” oleh Irawan Rahardjo dan Ira
Fitriana
5. Hidrogen
Hidrogen adalah suatu unsur kimia
yang memiliki nomor atom 1 dan merupakan unsur yang memiliki massa paling
ringan dan paling melimpah di alam semesta. Di bumi, kebanyakan hidrogen
bersenyawa dengan unsur lain seperti hidrokarbon dan air. Hidrogen dihasilkan
oleh beberapa jenis bakteri dan ganggang.
Hidrogen tidak tersedia bebas di
alam sehingga tidak dapat ditambang seperti energi fosil. Hidrogen harus
diproduksi. Cara utama untuk memproduksi hidrogen adalah dengan
mengelektrolisis H2O. Kendala yang dihadapi dari teknologi ini
adalah umur dari electrolyzer yang pendek dan harga materialnya yang
masih mahal di pasaran.
Skema sel
bahan bakar (fuel cell)
Sumber: Wikimedia Commons
Sumber: Wikimedia Commons
Hidrogen dapat digunakan untuk sel
bahan bakar (fuel cell) yang merupakan alat elektrokimia yang mirip
dengan baterai, namun berbeda karena reaktannya dapat diisi ulang. Kinerja sel
bahan bakar hidrogen menggunakan hidrogen dan oksigen yang bereaksi dan
mengalir seperti bahan bakar biasa. Ia tidak mengalami pembakaran sehingga
limbah yang dihasilkan berupa air murni yang aman untuk dibuang.
Bus berbahan
bakar hidrogen
Sumber: Wikimedia Commons
Sumber: Wikimedia Commons
Di Kanada dan Amerika Serikat,
tabung sel bahan bakar hidrogen mulai diperjualbelikan. Namun, harganya masih
mahal yaitu sekitar 3000 dolar AS. Di Indonesia sendiri prototipe sepeda motor
dengan bahan bakar hidrogen sudah diciptakan oleh Pusat Penelitian Fisika
Terapan LIPI.
Referensi: LIPI
dan Makalah “Hidrogen
Sebagai Sel Bahan Bakar: Sumber Energi Masa Depan” oleh Neni
Muliawati
6. Air
Air merupakan senyawa yang menutupi
hampir 71% permukaan bumi dan terdapat sekitar 1,4 triliun km3 air
di bumi yang sebagian besar berada di laut. Pada dasarnya, air di seluruh
permukaan bumi ini mengalir, contohnya adalah aliran sungai, gelombang pasang
surut, ombak, arus laut, dan sebagainya. Aliran-aliran air tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai pemutar turbin yang menggerakkan generator listrik untuk
menghasilkan energi listrik.
Kincir air
Sumber: Wikimedia Commons
Sumber: Wikimedia Commons
Energi listrik yang berasal dari
aliran air ini disebut dengan hidroelektrik (hydoelectric). Hidroelektrik
menyumbang sekitar 19% dari kebutuhan listrik dunia. Energi listrik dengan
tenaga air ini biasanya didapatkan dari sungai-sungai yang dibendung kemudian
dibuat saluran-saluran untuk mengalirkan air ke turbin.
Waduk Gajah
Mungkur
Sumber: Wikimedia Commons
Sumber: Wikimedia Commons
Di Indonesia penggunaan air sebagai
sumber energi sudah digunakan sebagai pembangkit listrik dalam skala besar.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Indonesia antara lain; PLTA
Karangkates, PLTA Gajah Mungkur, dan sebagainya.
Referensi: Wikipedia bahasa Indonesia
7. Angin
Di dunia ada ribuan turbin yang
beroperasi dan menghasilkan sekitar 58.982 MW dan 69% di antaranya berada di
wilayah Eropa. Namun penggunaan angin sebagai sumber energi listrik hanya
sekitar 1% di seluruh dunia. Berbagai negara telah membuat investasi listrik
tenaga angin yang sangat besar di antaranya; Jerman, Spanyol, Amerika Serikat,
Denmark, dan India. Jerman merupakan produsen tenaga angin terbesar di dunia
dengan 32% dari kapasitas seluruh dunia.
Ladang
Kincir Angin
Sumber: Wikimedia Commons
Sumber: Wikimedia Commons
Tenaga angin sangat murah
dibandingkan dengan tenaga-tenaga yang lainnya. Ia merupakan tenaga yang tidak
akan habis dan ada terus menerus (terbarukan) dan dijumpai di banyak tempat di
dunia. Tenaga angin juga merupakan tenaga yang bersih dan bebas dari efek rumah
kaca.
Referensi: Wikipedia bahasa Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar